Selasa, 23 Februari 2016

Cerita Dongeng Fabel Kelinci Berbulu Emas

Koloni Dongeng adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Cerita Dongeng Fabel Kelinci Berbulu Emas, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat dan Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang, Hikayat, Dongeng Asal Usul, Kumpulan Kisah Nabi, Kumpulan Cerita Anak Indonesia, Cerita Lucu,Tips Belajar, Edukasi Anak Usia Dini, PAUD, dan Balita.
Koloni Dongeng adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Cerita Dongeng Fabel Kelinci Berbulu Emas, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat dan Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang, Hikayat, Dongeng Asal Usul, Kumpulan Kisah Nabi, Kumpulan Cerita Anak Indonesia, Cerita Lucu,Tips Belajar, Edukasi Anak Usia Dini, PAUD, dan Balita.

Dahulu kala, hiduplah kawanan kelinci yang tinggal di sebuah hutan yang damai.  Mereka hidup dengan tentram tanpa ada hewan lain yang mengganggu. Esok pagi adalah hari pendaftaran perlombaan Bulu Terindah bagi para kelinci. Lomba ini sangat menarik bagi kalangan kelinci karena pemenangnya akan mendapatkan alat penggali tanah yang terbuat dari perunggu yang disediakan oleh pemimpin kawanan kelinci yaitu Sesepuh Kelinci Mbah Welu. Konon kelinci pemenang yang mempunyai alat ini bisa membuat liangnya sendiri dengan sangat mudah dan bisa dikerjakan dalam waktu singkat. Wajar saja jika peminat yang ingin mengikuti lomba sangat banyak.

Adalah Kiki Kelinci, salah satu kelinci yang sangat ingin mendaftar lomba bulu terindah. Walau ambisinya sangat besar, tapi ia tidak yakin akan bisa menang. Bulunya sebenarnya sehat, subur dan bagus, tetapi karena tidak mengikuti nasihat induknya untuk mandi teratur, sekarang bulunya berubah menjadi kusam dan kelam. Namun ia tetap ingin sekali mendapatkan hadiah alat penggali tanah itu.

Pagi itu setelah sarapan Kiki bangun agak awal dari biasanya. Ia buru-buru ke luar liang, sementara induknya sedang membersihkan kamarnya dari sisa rumput. Sambil berjalan ia berfikir. “bagaiman ya.... pendaftaran lomba sebentar lagi sudah dimulai, kalaupun aku sekarang mandi sampai ratusan kali pun, sudah telat. Buluku tidak akan sebagus kelinci lain yang rajin mandi dan berdandan”. Kiki terus berjalan menyusuri jalanan di hutan itu. Karena Kiki berjalan kurang konsentrasi dan melamun, “Brakkkkkkk .!!!!. Aduhhhh kepalaku!” Kiki meringis kesakitan, rupanya dia menabrak sebatang pohon Mambang Gintung. Beberapa daunnya yang sudah tua terjatuh. Daun-daun yang jatuh tanpa sengaja menempel di tangan Kiki, ia duduk beristirahat di bawah pohon sambil mengusap kepalanya yang masih terasa sakit. Tanpa sengaja dilihatnya tangan kecilnya, warna bulunya berubah menjadi keemasan. Daun-daun itu ternyata mengandung pewarna yang menyerupai emas mengkilat berkilauan. Yesss! Kiki seperti mendapatkan ide cemerlang. Segera saja Kiki mengumpulkan dedaunan yang mengandung zat pewarna itu. "Denagn daun ini, Aku akan memberikan kejutan pada semua orang saat lomba bulu terindah nanti..!!" begitu pikirnya.

Buru-buru Kiki pergi ke tempat penyelenggaraan lomba, hari sudah agak siang. dengan diliputi rasa cemas takut pendaftaran sudah ditutup, akhirnya sampai juga Kiki di tempat perlombaan. Rupanya lomba sudah hampir dimulai, semua peserta siap bergaya. Sorak sorai penonton terdengar ramai, peserta pertama beraksi. Bulunya berwarna putih bersih dan lembut seperti kapas. Pasti peserta pertama ini rajin mandi dan menyisir bulunya. Kiki mendatangi panitia lomba dan bermaksud mendaftar, untunglah panitia berbaik hati dan mau menerima pendaftaran Kiki, setelah itu ia mengambil undian dan mendapatkan nomor tiga. Kiki lalu dipersilakan duduk oleh salah satu juri. Kiki hatinya sangat senang, sambil menanti giliran tampil ia menonton peserta lain.

Kini giliran peserta kedua dipanggil dewan juri, kali ini seekor kelinci berbulu belang hitam putih. Dengan lompatan lincahnya ia naik ke panggung. Penonton riuh bertepuk tangan ketika dia memperlihatkan bulunya yang mengkilat dan bercahaya terkena sinar matahari. Akhirnya tiba juga giliran Kiki untuk naik ke panggung. Penonton penasaran saat ia naik panggung dengan memakai Topi dan Jubah. Dan ketika ia membuka jubah dan topinya, semua penonton terkejut bukan kepalang. Beberapa penonton dibarisan bangku depan bahkan sampai terjungkal saking kagetnya. Bulu Kiki berwarna kuning keemasan. Setiap terkena cahaya matahari bulunya seakan bercahaya dan menyilaukan. Semua hadirin terkagum-kagum dengan bulu Kiki. “Baru pertama kali ini aku melihat kelinci berwarna emas!!!" “Bulunya indah sekali!” teriak beberapa penonton. Semua penonton bertepuk tangan meriah saat Kiki melangkah turun dari panggung.

Setelah seluruh peserta tampil dewan juri segera menggelar rapat dewan untuk menentukan juaranya. Walaupun hari sudah mendekati sore dan cuaca mendadak agak mendung, namun para penonton tidak ada yang pulang dan seolah enggan melewatkan acara tersebut. Selesai rapat, ketua dewan juri naik ke panggung. Semua peserta tampak tegang karena ini berarti pengumuman pemenang akan segera dibacakan. Lalu ketua dewan juri berteriak, “Pemenang lomba bulu terindah dan terbaik tahun ini adalah….” mendadak sorak sorai penonton terhenti, suasan menjadi sangat hening. Semua seperti merasakan ketegangan yang teramat sangat. “Kikiiiiiiiii, si kelinci berbulu Emaaaaaaaaaaaaaasssssss!” Lanjut ketua Juri berteriak panjang.

Semua penonton bersorak dan bertepuk tangan dan berebut ingin bersalaman dengan Kiki yang sedang berjingkrak kegirangan. Ia pun segera naik ke panggung untuk menerima hadiah berupa alat penggali tanah. Saat penyerahan hadiah, tiba-tiba saja gerimis turun, tapi penonton tidak bubar. Mereka masih ingin melihat Kiki Si Kelinci Berbulu Emas. Ketika dewan juri akan menyerahkan hadiah ada seorang penonton yang berteriak. “Hei lihat, bulu kelinci emas kelihatan aneh!” Semua orang kini menatap Kiki sambil melotot. Ternyata bulu Kiki terkena air hujan gerimis, warna emas di beberapa bagian tubuhnya mulai memudar dan hilang. Yang terlihat kini bukan kelinci berbulu emas tapi kelinci berbulu belang, sebagian berwarna emas sebagian lagi hitam kusam.

Seketika penonton kembali riuh ramai, tapi kini bukan sorak sorai kekaguman, melainkan kemarahan dari para penonton dan peserta lomba yang lain. “Lihat !!! Bulunya mulai kelihatan aslinya!. Anak itu telah menipu kita! Dasar tukang curang... Licik! Ayo kita tangkap dan hukum dia!”. Teriak Beberapa peserta yang kalah dlam lomba.

Kiki sangat ketakutan dan panik, ternyata akal bulusnya mewarnai bulu ketahuan. Ia berlari tak tentu arah. Para kelinci yang ia bohongi terus mengejarnya. Kiki berlari tanpa henti meski para pengejarnya sudah tidak kelihatan. Ia merasa takut dan malu. Tanpa sadar ternyata Kiki sudah berlari sampai ke pinggiran hutan. Ia kemudian bernaksud beristirahat sambil mencari tempat untuk sembunyi. Karena ia belum memiliki alat penggali tanah ia tinggal dan bersembunyi pada liang yang dibuat hewan lain. Ia menempati lubang bekas rumah Landak. Kiki kini tinggal sendirian di rumah yang bukan miliknya, ia sangat menyesali perbuatanya, dan ia berjanji pada dirinya sendiri bahwa dia tidak akan mengulangi kesalahanya. Ternyata berlaku tidak jujur sangat merugikan. Bukan hanya merugikan orang lain, namun juga merugikan diri sendiri.

Pesan Moral Cerita Dongeng Fabel Kelinci Berbulu Emas adalah : Hendaknya kita percaya pada diri kita sendiri. Menjadi diri sendiri itu lebih baik dari pada menjadi orang lain. Berlaku jujur akan membawa kebaikan bagi banyak orang juga diri kita. Ketidak jujuran akan merugikan diri sendiri dan orang lain. Orang yang tidak jujur akan dijauhi banyak teman.

Koloni Dongeng memuat dengan lengkap unsur-unsur dan kaidah baku dalam menyajikan cerita dan dongeng, meliputi unsur Intrinsik yaitu meliputi Tema, Amanat/Pesan Moral, Alur Cerita/Plot, Perwatakan/Penokohan, Latar/Setting, dan Sudut pandang. dan kadang disertai unsur Ekstrinsik Cerita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar